Aku Berterima Kasih Kepadamu Yang Memilih Pergi Dan Mengkhianati
Dulu aku dan kamu pernah menjadi kita. Melewati hari-hari dengan tatap dan komunikasi. Berbagi cerita serta keluh kesah yang dialami. Aku menjadikanmu bagian dari hati. Menyebut namamu dalam setiap doa. Bermimpi kelak kamu akan menjadi pendamping diri ini. Melakukan semua hal bersama dan saling mengerti. Seakan kamu segalanya, aku tak pernah membuka hati untuk yang lain lagi.
Waktu itu pun datang juga. Saat dimana hatimu mulai goyah. Kejenuhan tentang kita selalu saja menghantuimu. Kamu diterjang rasa bosan yang teramat besar. Kamu perlahan berubah dan menghilang tanpa kabar. Aku berpikir kamu sedang sibuk dan berjuang demi masa depan. Tak ada satupun pikiran buruk tentangmu. Tak ada rasa curiga yang terselip dibenakku. Hingga akhirnya, Tuhan menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku tentangmu. Kamu berkhianat diantara doa-doaku tentangmu. Memilih seseorang yang baru dan meninggalkanku tanpa kata. Aku memang sakit hati dan patah. Namun, ada hal-hal yang harus kusyukuri setelah kehilanganmu.
Kehilanganmu sekarang lebih baik daripada nanti
Kehilanganmu memang memilukan. Aku seakan kehilangan gairah untuk hidup. menangis berkali-kali tanpa henti. Memakimu tanpa basa-basi. Aku benar-benar mengalami kebodohan yang luar biasa. Kamu yang aku nanti, ternyata hanya sekedar pengkhianat. Seseorang yang tidak mampu menepati janji. Seseorang yang mudah berganti hati. Aku pun menyadari, jika aku tidak kehilanganmu sekarang, mungkin nanti aku akan lebih patah lagi. Aku tak bisa membayangkan jika kita masih bersama hingga ke jenjang pernikahan. Aku dan kamu pasti akan berakhir singkat di pengadilan.
Kehilanganmu adalah bukti cinta dari Tuhan
Melihat kamu bersama yang lain memang bukan keinginan. Ditinggalkan dan dikhianati bukan hal yang mudah dilalui. Namun, aku percaya rencana Tuhan jauh lebih indah dari harapanku. Tuhan lebih tahu apa yang terbaik. Saat aku mengira kamu yang terbaik, Tuhan menunjukkan bahwa hatiku telah salah memilih. Kehilanganmu adalah cara Tuhan menjagaku. Tuhan tidak ingin aku hidup bersama pengkhianat di masa depan. Melindungiku dari luka yang lebih parah. Tuhan teramat mencintaiku, hingga mencegah kejahatanmu bertambah lagi padaku. Suatu saat nanti, Tuhan akan mempertemukanku dengan seseorang yang benar-benar bisa menjaga hati.
Kehilanganmu menjadikanku pribadi yang lebih kuat
Aku memang terjatuh seketika. Saat kamu memilih lepas dan menggenggam yang lain. Semua mimpi yang susah payah aku pertahankan tiba-tiba runtuh begitu saja. Namun, aku harus tetap hidup kembali. Hidup untuk orang-orang yang tulus menyayangi. Hari demi hari, aku berjuang sendiri. Menguatkan hati dan menata lagi mimpi-mimpi. Aku berusaha terus berdiri. Menginjak semua luka-luka. Menelan rasa sesak dan sakit hati. Waktu yang aku lalui menjadikanku lebih kuat dari yang dulu. Aku pun tak pernah lagi menangisi kita.
Kehilanganmu membuatku lebih berhati-hati mencintai dan memilih pengisi hati
Aku tidak menyesal mengenal dan mencintaimu. Aku juga tidak ingin memutar waktu untuk mencegah pertemuan kita. Sebaliknya, aku ingin berterima kasih padamu. Terima kasih telah memberiku pelajaran yang berharga di kehidupan. Sekarang, aku paham bahwa kita tidak boleh mencintai berlebihan. Menganggap seseorang semesta kita. Menomorsatukan dia dan menganggap segalanya. Itu benar-benar kebodohan belaka. Aku ingin berterima kasih sekali lagi. Kamu telah mengajariku agar lebih berhati-hati. Memilih pengisi hati ternyata bukan hal yang mudah. Sulit menemukan seseorang yang sanggup bertahan dengan janji. Seseorang yang tidak mudah berbelok hati. Seseorang yang berusaha memperbaiki bukan mengkhianati. Aku janji akan lebih berhati-hati dalam mencintai dan memilih pengisi hati.
Kehilanganmu mengajariku tentang kesabaran
Aku tidak dendam padamu dan pilihanmu yang baru. Aku hanya sedikit kecewa. Tenang saja, aku tak akan membalas sakit di hati. Berusaha menghancurkan kebahagiaanmu dengannya. Aku tak akan setega itu. Kini, aku semakin paham dengan arti kesabaran. Berusaha menerima segalanya meski pahit dan menyakitkan. Belajar tidak membenci meski dikhianati. Aku benar-benar belajar berlapang dada. Saat harapanku tentang kita direbut orang lain. Tidak berbalik menyakiti meski disakiti. Aku benar-benar belajar mengikhlaskan. Saat kebahagiaanku diambil dengan tega oleh orang lain.











Posting Komentar
Posting Komentar