Meski Era Sudah Milenial, Profesi Ini Masih Tetap Eksis
![]() |
Foto via Yahya Aqiqah |
Tapi, hebatnya profesi ini masih eksis sampai sekarang. Tak hanya jasa pawang hujan yang masih dimanfaatkan pada acara alek gadang, berikut beberapa profesi dalam adat dan kebudayaan minang yang keberadaannya masih terus ada di Lubuk Basung.
Urang Mamanggia
Dulunya di minang, undangan bentuknya tidak berupa fisik seperti sekarang. Keberadaan urang mamanggia ini sangat penting dalam menyampaikan panggilan (undangan) secara lisan. Fungsinya pun dibedakan antara perempuan dan laki-laki. Perempuan biasanya memanggil (mengundang) kaum ibu untuk masak memasak, sedangkan laki-laki memiliki pekerjaan lebih kompleks, yaitu memanggil (mengundang) kaum bapak, mamak, hingga ninik mamak(penghulu).
Ciri khas dari urang mamanggia adalah sirih untuk perempuan dan rokok untuk laki-laki. Bila tuan rumah sedang pergi, maka kedua benda itulah yang menjadi penanda bahwa ada panggilan (undangan) untuk tuan rumah.
Setelah dibiasakannya menyebar undangan (fisik) maka jasa urang mamanggia mulai ditinggalkan, karena dianggap kurang praktis.
Urang Maidang (Tukang Hidang)
Untuk acara (alek) terutama yang dihadiri oleh tokoh ninik mamak, kehadiran tukang hidang sangat penting. Tukang hidang bukanlah pekerjaan sembarangan, karena banyak aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi. Misalnya, tidak boleh menghidang dengan tangan kiri. Atau jalan tergesa-gesa dan melonjak-lonjak.
Tak hanya laki-laki, perempuan pun dibutuhkan untuk menjadi tukang hidang, terutama dalam status bako -bisan, sumando – pasumandan.
Tukang Masak
Dulu, urusan memasak dilakukan secara gotong royong oleh keluarga sepihak (termasuk bako). Apalagi untuk memasak wajik, pinyaram, nasi lamak, galamai dll. Sedangkan untuk masakan dengan keahlian khusus seperti gulai kambiang (cancang) biasanya diupahkan kepada tukang masak.
Posting Komentar
Posting Komentar